Wednesday, 7 May 2008

Kontrol Diri Stabil Dengan Menulis

Dalam kehidupan, setiap orang pasti tak dapat lepas dari berbagai macam persoalan hidup. Bahkan belum sempat terselesaikan persoalan yang satu sudah timbul lagi persoalan lain. Kontrol diri pun hilang manakala kita sudah merasa tak sanggup lagi menanggung beban persoalan yang terasa makin berat.

Semenjak krisis moneter 1997 banyak orang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi diri sendiri secara layak. Harga barang-barang kebutuhan pokok terus menerus mengalami kenaikan.

Kenaikan tersebut tak dibarengi dengan peningkatan pendapatan yang memadai. Akibatnya guna memenuhi kebutuhan dan mempertahankan hidup, orang harus berjuang bekerja lebih keras lagi dengan mencari pendapatan tambahan sehingga bisa menafkahi keluarga.

Namun seperti yang kita ketahui untuk menciptakan atau mencari lapangan pekerjaan baru bukanlah hal yang mudah. Seiring perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi, persaingan dunia kerja pun semakin sulit dan ketat.

Skill dan Profesionalisme

Setiap orang dituntut mempunyai skill serta profesionalisme dalam bekerja agar bisa memperoleh kedudukan tinggi di sebuah perusahaan. Sedangkan penguasaan keterampilan atau skill diperoleh dengan cara belajar dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Bagi orang-orang yang berada pada kelas ekonomi rendah atau menengah (pas-pasan) sangat kecil kemungkinan mereka bisa belajar karena terhambat oleh persoalan biaya dimana kita tahu bahwa pendidikan itu cukup mahal apalagi pada masa sekarang ini.

Bagi mereka yang mengenyam pendidikan tinggi dan menguasai teknologi bukan berarti kepastian mereka untuk dapat mencapai kedudukan yang tinggi di sebuah perusahaan telah terjamin.Masih banyak orang-orang yang memiliki tingkat kemampuan yang setara atau bahkan mempunyai tingkatan lebih tinggi yang masih menganggur.
Karena jumlah lapangan kerja yang ada tidak sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia yang padat dan terus-menerus meningkat dari waktu ke waktu.

Oleh sebab itu seseorang yang ingin mendapatkan lapangan pekerjaan tidak hanya sekedar menguasai skill yang sesuai bidang yang ditekuninya semata, tapi juga harus memiliki keterampilan lain yang menunjang skill, seperti : kemampuan berbahasa asing, computer, simpoa, dsb. Sehingga orang tersebut bisa dikatakan memiliki kemampuan lebih atau di atas rata-rata.

Berangkat dari masalah ekonomi yang tak mampu terselesaikan dapat memicu lahirnya permasalahan baru dalam kehidupan berkeluarga. Banyak suami istri sering bertengkar karena sang istri merasa bahwa suami tak becus memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Bahkan kerap karena alasan tersebut banyak pasangan suami-istri tak dapat mempertahankan keutuhan rumah tangga dan akhirnya bercerai.

Karena ekonomi yang rendah tingkat kualitas kesehatan dan gizi anggota keluarga pun menjadi rendah pula. Dampak lain yang timbul adalah anak-anak dalam keluarga menjadi tak bisa memperoleh pendidikan layak karena orang tuanya tak punya cukup biaya untuk menyekolahkan mereka. Kalaupun bisa, mereka hanya bersekolah sampai tingkat SD-SMP.

Beratnya permasalahan hidup tentu saja menyebabkan pikiran dan hati menjadi stress jika tak mampu mencari jalan keluar. Akibatnya banyak orang melakukan berbagai tindakan yang merugikan dan bahkan membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain.

Telah sering kita dengan dan saksikan banyak orang bunuh diri karena merasa tak sanggup lagi keluar dari persoalan hidupnya.

Tak jarang pula banyak dijumpai orang yang memakai narkoba, miras, obat penenang, ingin lari dari permasalahan sebab tak tahu lagi harus berbuat apa.

Berbagai jenis tindak kejahatan rela diperbuat supaya dapat keluar dari persoalan ekonomi. Meskipun mereka tahu akan dihukum bila tertangkap. Semua tindakan negative itu dilakukan karena mereka telah kehilangan kontrol emosi diri.

Padahal kita tahu bahwa masalah itu membutuhkan solusi atau jalan keluar supaya kita dapat keluar dari permasalahan itu. Dan untuk dapat mencari dan menemukan solusi yang tepat terlebih dahulu hal yang harus dilakukan adalah berusaha menenangkan hati dan pikiran.

Tentu saja ketenangan hanya dapat terwujud apabila kita mempunyai kontrol emosi diri yang stabil.

Menulis Stabilkan Emosi

Sebenarnya banyak cara yang dapat kita lakukan agar kontrol emosi diri menjadi stabil. Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan kegiatan menulis.

Menulis adalah kegiatan mencurahkan segala apa yang ada di dalam hati serta pikiran di atas lembaran kertas.

Dengan mencurahkan segala beban yang mengganjal serta pikiran ke dalam bahasa tulisan, maka beban berat yang kita tanggung menjadi lebih ringan.

Manakalan menulis, kita mengeluarkan sebagian atau bahkan semua beban unek-unek yang terpendam dalam hati untuk dituangkan atau dipindahkan di atas kertas.

Ketengangan hati pun akhirnya dapat dicapai seiring berkurangnya beban. Dengan modal ketenangan hati seseorang mampu berpikir lebih jernih dan rasional guna mencari solusi bagi masalah yang sedang dihadapi. Lain daripada itu, kontrol emosi diri menjadi lebih stabil.

Hal ini membuat orang tak sampai melakukan perbuatan yang merugikan dan terlebih membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain.

Karena tindakan irasional yang kita lakukan ketika kita dihadapkan pada permasalahan tak akan membuat masalah kunjung usai, tapi justru memicu lahirnya persoalan baru.

Akhirnya persoalan pun makin pelik untuk diselesaikan. Karena itu teruslah menulis agar hati tenang emosi pun stabil.

* Sudah pernah dimuat di majalah Psikologi Plus

No comments: